Teri vs Kakap

Instant belum tentu menjanjikan.

Yups..itu lah yang belakangan ini sering saya pikirkan. Dengan semakin majunya perkembangan teknologi..banyak hal dibuat menjadi instant agar tidak buang-buang waktu alias singkat. Ya, sebenarnya hal-hal seperti ini ada benar/baiknya juga. Dengan semakin sedikitnya waktu yang kita perlukan untuk mengerjakan sesuatu, maka akan menghemat biaya dan bisa mengerjakan hal yang lebih banyak lagi. Misalnya, ketika dalam satu hari biasanya kita hanya bisa mengerjakan 3 pekerjaan, dengan adanya produk-produk instant, kita bisa mengerjakan 2x lipatnya. Meningkatkan produktivitas kan?!!

Tapi, tidak semua yang instant itu bagus, terutama yang berhubungan dengan pangan. Karena untuk membuat makanan instant, diperlukan berbagai teknologi + zat-zat yang mampu membuatnya menjadi instant.

Kawan, instant yang kali ini saya ingin bahas sebenarnya bukan tentang makanan/minuman instant, tapi memperoleh sesuatu dengan cara yang instant. Salah satunya memperoleh rezeki dengan cara yang instant. Contoh cara2 instant memperoleh rezeki dengan cara yang kasar/tidak baik adalah dengan mencuri, ngepet, tuyul, ke dukun dan lainnya. Tapi ada juga dengan cara yang baik, hanya saja..lebih dikatakan bermimpi.

Instant = Mimpi

Maksud mimpi di sini adalah, seringkali kita memimpikan memperoleh uang yang banyak. Jujur, siapa sih yang tidak butuh uang. Ketika kita punya uang banyak, apapun yang kita mau bisa kita dapatkan. Bahkan, wanita, teman dan kesetiaan pun bisa dibeli dengan uang. Waw..it's all about the money. Uang itu merajai keinginan manusia. Sehingga ada saja orang tua yang melegalkan mencuri dengan alasan, "anak saya butuh makan...". Astaghfirullah al 'aziim..anak dijadikan alasan dan anak diberikan makan dari harta yang haram. Ck..ck..ck..

Kaya menjadi mimpi bagi banyak orang. Karena sudah lama "miskin", banyak yang tak sabar untuk bisa segera kaya. Ketika di depan mata ada kesempatan yang begitu besar, impian untuk bisa segera menggenggam harta itu sudah membutakan mata dan hati dan pikiran. Ada kalanya membuat kita jadi tidak bisa berpikir realistis, yang dipikirkan adalah "apa yang akan saya lakukan ketika mendapatkan uang itu".

Ada sebuah kasus yang saya lihat di depan mata saya. Sebutlah si A, ia memiliki mimpi untuk bisa segera memiliki uang yang banyak. Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk bisa memilikinya. Ia sudah melihatnya di depan mata dan ia sudah berandai-andai. Ia memiliki tujuan yang indah, membahagiakan orang tuanya. Tapi dengan seiring berjalannya waktu, cara-cara yang dilakukan itu tidak kurang realistis. Ia lebih senang mengejar mimpinya langsung dengan mengejar yang kelas kakap. Ia begitu gengsi untuk mengerjakan hal-hal yang berbau kelas teri. Padahal ikan teri..jika dikumpulkan terus menerus, akan melebihi besarnya ikan kakap.

Tak ada yang melarang orang untuk memiliki mimpi. Karena dengan memiliki mimpi, seseorang menjadi hidup karena memiliki tujuan untuk dicapai. Tapi mimpi itu akan terus hanya menggantung di langit, bila tidak ada tindakan realistis untuk menggapainya. Dan energi yang dikeluarkan hanya akan menjadi sia-sia karena tidak ada tindakan nyata. Ketika ada cara yang (mungkin) lebih lambat/lama untuk menggapainya tapi pasti, mengapa harus membuang energi percuma untuk hal-hal besar yang belum pasti.

Intinya, jika tidak bisa membantu apapun, setidaknya tidak menambah beban ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah