Losing Isaiah

Pagi ini..sambil menyeruput mie kuah, gw nonton film "Losing Isaiah".

Film ini mengisahkan tentang seorang anak dari hitam yang menjadi korban ketidakdewasaan orang tuanya sehingga si ibu membuang anaknya ke tempat sampah. Sadis, kejam, g punya naluri keibuan. Beruntungnya anak ini diketemukan oleh orang kulit putih. Anak ini hampir mati, tapi beruntunglah ia masih bisa diselamatkan.


Keluarga kulit putih ini kemudian merawat dan membesarkan anak ini, Isaiah, sekaligus mencoba untuk mengadopsinya. Keinginan mereka terkabulkan karena tidak ada orang yg mengaku memiliki anak itu. Legalitas pun terjadi. Seiring berjalannya waktu, Isaiah tumbuh menjadi anak yang lucu. Keluarga Lewin (klo g salah yg adopsi namanya Lewin) sangat menyayangi Isaiah, tak peduli warna kulit mereka bereda. Mrs. Lewin mengajarkan Isaiah seperti anaknya sendiri.


Keluarga Lewin benar2 menyayangi Isaiah. Meski anak remaja mereka, Hannah, sempat kecewa karena ketika ia pentas harus terganggu dengan keributan yang ditimbulkan Isaiah. Hannah ingin sekali ibunya hadir. Ia tahu bahwa Isaiah sangat mengagumi Hannah, tapi ia ingin sekali ibunya bisa hadir melihatnya pentas sampai dengan selesai. Karena sejak ada Isaiah, sulit untuk mengajaknya ke tempat yang ramai, Iasah akan panik dan menangis dengan kencang ketika ada suara keras yang nyaring.


Di sudut lain kota itu, ada seorang wanita, Khaila, yang dalam tahap rehabilitasi karena ibat-obatan. Ia mencoba memperbaiki dirinya. Guse, yang membantu proses penyembuhan Khaila, memaksa Khaila untuk membaca buku. Awalnya Khaila tidak mau, tetapi akhirnya ia membacanya juga. Ia menangis ketika di bab yang ia baca mengenai ibu hamil, bagaimana cara menjaga bayi untuk tetap sehat dan salah satunya dengan menjauhi drugs. Melihat kegelisahan itu, Guse menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan akhirnya mengetahui apa yang menjadi pikiran Khaila. Ia pun mencari tahu ttg anak Khaila yang ternyata belum mati (Khaila mengira anaknya sudah mati). Mereka pun mencari cara untuk mendapatkan Isaiah kembali, salah satunya dengan mengeluarkan Khaila dari tempat tinggalnya selama ini. Perbaikan demi perbaikan hidup dijalani Khaila.


Keguncangan terjadi di keluarga Lewin. Mereka tidak mau kehilangan Isaiah. Mereka sudah sangat menyayangi Isaiah. Entah apa yang akan terjadi bila mereka harus mengembalikan Isaiah.


Persidangan demi persidangan terjadi, dan hal ini semakin menguatkan posisi Khaila sebagai ibu kandungnya dan karena warna kulitnya. Bagaimana pun Isaiah harus tahu dari mana ia berasal. Mrs. Lewin menyadarinya, tapi bagaimana dengan perasaan Isaiah? Mengapa persidangan ini hanya membahas warna kulit? Mengapa mereka tidak membahas, bagaimana psikologi yang akan dialami Isaiah setelah dari lahir ia sudah tinggal bersama keluarga Lewin?


Namun, pengadilan harus memutuskan. Dan demi kelangsungan hidup Isaiah, ia dikembalikan kepada ibu kandungnya. Hal memilukan terjadi ketika Isaiah diambil secara paksa oleh pengadilan untuk diantarkan ke rumah ibunya. Isaiah kecil tidak bisa menerima hal ini. Ia tidak mau berbicara dengan ibunya. Tidak mau makan. Hingga suatu malam, Khaila terbangun dan tidak menemukan Isaiah di sisinya. Ia ketakutan akan kehilangan lagi. Ternyata Isaiah kecil tidur di dalam bathtub sambil meremas jepit rambut dari Mrs. Lewin.


Khaila menyerah, ia tidak bisa langsung mengambil kehidupan Isaiah. Ia pun menghubungi Mrs.Lewin, dan mereka akhirnya bersama-sama membesarkan Isaiah.



Film ini menurut gue bagus banget dan jujur bikin gw cengeng, karena hampir disetiap adegan gw nangis. Hehehehe.. Sebenarnya ada dasar kenapa gw sampe nangis terus ketika gw nonton film ini, adalah karena gw pernah mengalami kisah ini. Nggak mirip-mirip banget. Tapi gw bisa merasakan kehilangan yang dirasakan oleh keluarga Lewin. Beruntunglah Isaiah memiliki ibu kandung yang bertanggung jawab. Karena apa yang gw alami, anak yang telah dirawat oleh keluarga gw sekitar 2 tahun, diambil oleh orang tuanya, dengan alasan mereka telah berdamai dan akan menjaga anak itu. Ketika keluarga gw berencana untuk mengadopsi anak itu, mereka tidak memberikannya dan berjanji akan hidup rukun dan merawatnya.

Namun apa yang terjadi?? Mereka bertengkar lagi, dan tiba-tiba si ibu ingin menitipkan anaknya lagi. Whaaaaat??? Lo kata anak lo itu barang yang bisa dititip semau lo? Anak itu adalah titipan Tuhan untuk para orang tua menjaga dan mendidiknya. Banyak yang berubah dari anak itu. Dia menjadi tidak sopan. Mirip ketika ia datang pertama kali. Ibunya sempat kabur diam-diam, namun segera kami kejar.

Beberapa tahun yang lalu ketika nenek meninggal, gw bertemu lagi dengannya. Namun apa yang terjadi? Ketika anak-anak seumurnya sudah kelas 3 SMP, dia masih kelas 4 SD. Ia disuruh ibunya mencari Bapaknya untuk disekolahkan. Ia tidak mengingat kisah kecil kami. Itu tidak apa. Yang pasti saat ini gw nggak tahu lagi kabar beritanya. Saat ini seharusnya dia sudah kuliah, tapi entah apa yang dikerjakannya di luar sana. Apakah ia makan dengan baik, tidur dengan baik, atau hidup dengan baik? Dan apakah ia sempat mengingat kisah kecilnya dulu di rumah ini?

Kepada para orang tua, calon orang tua, jagalah anakmu. Ia adalah suci dan titipan Tuhan. Jangan pernah membuangnya, karena kesempatan tidak datang dua kali.

Comments

  1. Terima kasih untuk telah berbagi sinopsis film ini. Tadi lagi nonton, tapi harus terhenti karena jemput anak. Nah, penasaran jadinya....👍👍

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace