Ketika Kekuasaan di Atas Segalanya

Wew..finally kelar juga nonton film ini. Jadul man..tahun 2008. Qiqiqiqi.. Maklum, jarang keluar rumah, jadi djarum (DJAga RUMah) aja deh.

Sebenarnya mata ini sudah mulai lelah, tetapi entah mengapa ada 1 film lama yang menggangguku. Memintaku untuk menontonnya (lebay mode on). Film ini berjudul "The Boy in the Striped Pajamas". Baru berhasil searching n download dari salah satu situs yang menyediakan berbagai film dan games gratis.

Entah mengapa, film ini sudah membuatku jatuh cinta ketika pertama kali membaca judulnya. Aku biasanya menilai film dari pemainnya (yang sudah aku kenal), atau karena referensi. Film ini, aku baru tahu ketika aku sedang searching film-film yang disediakan. Dari judul, gambar cover dan sinopsisnya, entah mengapa aku yakin bahwa ini adalah film yang bagus. Setelah cukup lama ada di pc, akhirnya malam ini aku berhasil menontonnya.

The Boy in the Striped Pajamas, film yang diambil dari jaman kejayaan Hitler (kalau tidak salah). Dimana masa itu orang-orang Yahudi harus dimusnahkan dari peradaban.

Suatu masa, hiduplah sebuah keluarga yang sangat bahagia. Seorang ibu yang cantik, kakak yang pintar, ayah yang hebat, dan tokoh utama (Bruno) yang gemar berpetualang.

Siang itu, Bruno mendapatkan rumahnya penuh dengan karangan bunga. Ternyata ayahnya dipromosikan. Dan atas promosinya itu, mereka mendapatkan kesempatan untuk pindah ke rumah baru yang lebih besar namun di luar kota. Bruno sedih, karena itu berarti ia meninggalkan kawan-kawannya.

Dua minggu sudah mereka sekeluarga tinggal di rumah baru mereka. Lebih besar memang, namun Bruno merasa kesepian. Apalagi setelah ia dilarang bermain bersama anak-anak di "perkebunan" yang bisa ia lihat dari kamarnya. Menurut orang tua mereka, anak-anak di "perkebunan" itu adalah orang yang aneh dan berbeda dengan kita.

Tapi bukan Bruno namanya bila ia pasrah menerima ini semua. Jiwa petualangnya yang besar, akhirnya menuntunnya untuk bisa keluar dari rumah, dengan menyelinap dari gudang di belakang taman. Ia pun akhirnya menemukan "perkebunan" yang ia lihat selama ini. Dan ia menemukan anak sebayanya yang menggunakan "piyama" bernomor, bernama Smhuel.

Setiap hari Bruno sering menghabiskan waktu bersama Smhuel. Hingga tiba suatu saat ia melihat Smhuel di rumahnya. Smhuel membersihkan gelas-gelas kristal milik keluarga Bruno. Bruno memberinya makan. Suasana ini tiba-tiba berubah mencekam ketika anak buah Ayahnya Bruno menemukan Smhuel makan roti. Smhuel membantah tuduhan bahwa ia mencurinya, ia mendapatkan roti itu dari temannya, Bruno. Namun Bruno mengelaknya. Ia pun berlari ke kamar. Ia merasa bersalah telah membawa Smhuel dalam masalah. Ia pun memberanikan diri menemui Smhuel, tetapi Smhuel tidak ada.

~~~
Di sisi lain, Ibunya Bruno akhirnya mengetahui apa yang dilakukan suaminya selama ini. Bukan tentara "perang" seperti yang ia bayangkan selama ini, tetapi ternyata tentara untuk menghabisi nyawa para Yahudi. Ia pun akhirnya memutuskan untuk membawa anak-anak pergi dari lingkungan itu, karena tidak "sehat".

~~~
Di hari sebelum keberangkatannya, Bruno berhasil menemui Smhuel lagi di kamp. Ia meminta maaf atas sikapnya waktu itu. Dan sebagai permintaan maafnya, Bruno berjanji akan mencarikan Ayah Smhuel yang hilang. Kegigihan Bruno didasarkan karena ia bisa mengeruk tanah diperbatasan Kamp. Maka ia berjanji kepada Smhuel bahwa besok sebelum ia berangkat, ia akan membantu Smhuel. Dan untuk bisa masuk, Bruno harus menyamar dengan menggunakan piyama yang ada di kamp.

Hari yang ditentukan tiba. Bruno akhirnya bisa keluar. Ia pun segera berganti pakaian, menggunakan piyama yang dibawakan Smhuel. Mereka berdua menyusuri Kamp. Namun, apa yang terlihat di kamp, tidaklah sama seperti yang ia lihat di layar yang ayahnya tonton. Di sana tidak ada kafe atau tempat bersenang-senang lainnya. Bruno hampir saja mundur, namun janjinya kepada Smhuel membuatnya untuk terus maju meskipun ia merasa tidak nyaman.

Mereka memulai dari pondok. Ketika sedang mencari Papa, tiba-tiba prajurit datang dan menyuruh seluruh penghuni pondok keluar dan berbaris.  Sambil diguyur hujan yang deras, mereka digiring ke suatu tempat.

~~~
Di rumah.
Mama melihat keluar, dan ternyata Bruno tidak ada di ayunan. Ia pun menyuruh Maria (pembantunya) mencari Bruno, dibantu Gretel (kakak Bruno). Namun Bruno tetap tidak ditemukan. Mama melihat pintu taman, dan mencurigai Bruno ke arah sana, dan sepertinya firasatnya benar, karena Gretel melihat sandwich di gudang belakang taman.

Mama langsung ke ruang Ayah Bruno. Ia mengatakan Bruno hilang. Lalu mereka ke taman belakang dan mendobrak pintu yang menuju ke sana. Ayah Bruno dan anak buahnya lari menyusuri jalan. Mama dan Gretel tak bisa tinggal diam, mereka pun menyusul.

~~~
Di ruangan yang baru, Bruno membesarkan hati Smhuel. Ia mengatakan bahwa mereka di sana untuk berteduh.

Tiba-tiba prajurit menyatakan mereka untuk melepaskan pakaian karena mereka akan mandi pancuran. Senang bukan kepalang, karena selama di kamp, para tahanan ini belum pernah mandi. Mereka pun masuk ke ruangan, menunggu air pancuran.

Bruno gelisah. Ia berpegangan tangan dengan Smhuel. Pintu terkunci, dan dari atas, dituangkan arang.

~~~
Ayah Bruno menemukan pakaian Bruno di perbatasan, ia pun segera masuk dan menyuruh anak buahnya mencari Bruno. Hingga ia tiba pada satu pondok yang kosong. Perasaannya tidak enak. Ia mendekati pondok pembakaran tapi semua sudah terjadi.
***

Sebuah kisah yang manis, ketika anak kecil masih memandang semua adalah suci. Ia tidak mengenal itu lawan. Meski dikatakan orang lain itu salah, namun bila yang ia lihat dan rasakan adalah benar, maka itu adalah benar.

Benar memang yang mengatakan bahwa seorang anak itu ibarat kertas putih yang polos, yang bisa membuat gambar di atasnya indah atau buruk adalah orang tuanya, lingkungannya. Apa yang bisa kita lakukan? Berbuatlah yang terbaik dan gambarlah yang indah-indah dengan ayat-Nya.

Semoga kita bisa selalu memberikan gambar-gambar yang indah untuk orang-orang di sekitar kita. Aamiin.

Comments

  1. Thanks mba Anggi, udah buat sinopsis film yg di tonton :) Bole ya copy filmnya ;)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah