KKW

KKW (Kereta Khusus Wanita)

Kereta Khusus Wanita (KKW) membuat perubahan penampilan pada krl jabotabek sejak launching-nya pertama kali (19/09/10). Kereta ekspress atau ekonomi ac sudah memberlakukan ujung depan dan belakang setiap rangkaiannya sebagai KKW. Untuk sebagian rangkaian ekspress sudah berubah warna menjadi pink, namun masih banyak juga yang hanya ditandai dengan pemasangan stiker di luar dan di dalam kereta.

Adanya KKW merupakan salah satu solusi yang diberikan pemerintah untuk mengurangi tindakan asusila di dalam transportasi umum, seperti yang belakangan sering terjadi di Transjakarta. Meski ada pihak yang menyepelekan KKW karena dianggap tidak menjadi solusi dan hanya anget-anget tai ayam. Namun saya sangat mendukung adanya KKW.

Memang masih terdapat kekurangan dalam program ini. Namun setidaknya bisa meminimalisir gesekan-gesekan dengan lawan jenis terutama ketika kondisi kereta penuh. Maklum saja, jadwal perkeretaapian di Indonesia, khususnya Jabotabek yang saya rasakan, yang masih belum jelas (kadang ontime, kadang telat, kadang batal, kadang gangguan sinyal/rel, dan lainnya) membuat pada waktu-waktu yang tidak terprediksi itu kondisi dalam kereta penuh sesak. Jika sudah seperti itu, tentu (buat saya) lebih comfort bila harus berdesakan dengan sesama jenis, daripada lawan jenis. Mungkin itu salah satu keuntungan yang saya rasakan selama ini.

Jika berbicara kekurangan program ini memang jelas lebih dari 1. Tapi ini anggap saja sebagai kritik membangun. Toh di milis KRL-mania, di Account facebook Solidaritas Jabodetabek Untuk KRL yang Lebih Baik, dan lainnya, sudah banyak kritikan, keluhan tentang perkeretaapian Jabodetabek. Namu selain kritikan, juga ada pujian ketika PT KA dan para stakeholder-nya melakukan hal-hal yang membanggakan.

Back to topic, keberadaan KKW tak luput dari berbagai kekurangan. Namun kekurangan yang ada tidak semata-mata datang dari pihak PT KA, tapi juga para penggunanya. Saya mengatakan seperti ini karena apa yang saya lihat dan rasakan sendiri di KRL Sudirman-Serpong, juga dari berbagai sumber dan saksi mata lainnya. Tapi saya lebih senang menggunakan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan (kok jadi lagunya Sheila on 7??).

Sebagai salah satu pengguna setia KRL Sudex (Sudirman Express), Serpong Express, maupun Ekonomi AC Ciujung, dimana diketiganya terdapat 2 KKW di setiap ujungnya, dapat saya laporkan bahwa sejak adanya KKW:
    karena kosong, jadi pada pilih lesehan
  • Gerbong ujung hanya diisi kaum hawa. Bila ada kaum adam yang masuk ke dalamnya, akan diusir oleh para wanita di dalamnya ataupun oleh petugas penjaga khusus KKW. Saya gunakan kata diusir, karena kadang-kadang para wanita ini memberitahukannya dengan tidak baik. Tapi kadang-kadang lho, bukan sering apalagi selalu.
  • Karena gerbong ini khusus wanita, seringkali saya melihat keegoisan di dalamnya. Ketika pintu terbuka, langsung para penumpang berdesak-desakan dan saling dorong agar bisa dapat tempat duduk, padahal kalau dilihat secara fisik, mereka masih terlihat muda, sehat dan segar. Apalagi untuk tujuan Sudirman-Pd Ranji, jaraknya dekat. Kalau normal, dari Sudirman ke Pd Ranji itu hanya 30 menit. Jadi, kalaupun berdiri, harusnya sih kuat. Jadi kalau saya pribadi, saya lebih memilih masuk yang agak akhir, tidak neko-neko untuk mendapatkan tempat duduk. Karena jujur ya, sering tidak tenang kalau duduk, takutnya saya tidak melihat kalau ada orang lain yang lebih membutuhkan ternyata tidak dapat tempat duduk. Dan pasti malu rasanya kalau sampai kita ditegur sama penumpang lain karena ada orang yang lebih membutuhkan tapi tidak mendapatkan tempat duduk.
  • Akibat dari poin di atas, banyak wanita yang memilih berada di gerbong campuran dengan alasan 'kalau di gerbong campuran, para pria akan lebih memilih untuk memberikan tempat duduk kepada wanita'. So kalau dilihat dari KKW, kereta 7 tuh biasanya penuh sesak.
  • Pada awal launching, di KKW pasti ada petugas yang berjaga. Namun makin ke sini, petugas asyik sendiri, baik sibuk dengan petugas yang lain, maupun dengan musik di hp.

kalau berdesakan seperti ini kan sungguh tidak nyaman

http://metro.vivanews.com/news/read/172679-gerbong-krl-perempuan-dipenuhi-laki-laki

Semoga mata hati para penumpang juga terus dibuka. Tidak mengganggu kepentingan bersama. Dan tidak hanya terus berteriak atas ketidaknyamanan di dalam kereta, kalau kita sendiri tidak bisa menjaganya.

Sebelum membenahi orang lain, lebih baik berkaca, sudahkan saya berlaku benar hari ini?

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah