Juz start n Go!

Hari ini saya nonton 2 film keren. About life. Yaitu:

  1. We Bought A Zoo by Matt Damon
  2. The First Grader
Kedua film itu benar2 mengajarkan saya tentang hidup. Bersyukur atas yang telah kita miliki, tidak menyerah dengan keadaan yang kurang menguntungkan dan selalu optimis, dan seperti judul yang saya berikan di notes ini adalah, juz start and go!

Di film pertama WBAZ, Benjamin Mee, tokoh utama, memiliki prinsip bahwa "kita harus melakukan kegilaan (setidaknya) 20 detik (untuk sukses)". Kalau menurut saya, maksud Mr. Mee adalah, setidaknya kita harus berani memulai sesuatu hal yang belum pernah kita lakukan "kegilaan" agar kita bisa sukses. Benar juga. Kegilaan di sini bukan berarti hal-hal diluar logika. Tetapi sesuatu yang selama ini tidak kita lakukan karena kita tidak yakin, tidak berani, menutup diri, dan hal-hal negatif lainnya yang justru semakin membuat kita menjadi orang yang terbelakang. Kita menjadi orang yang gugup, rendah, dan apatis.

Apa yang menjadi prinsip Mr. Mee ini pernah saya lakukan ketika pertama kali saya menjadi seorang Marketing perbankan. Saya tidak memiliki jiwa penjual, saya cerewet tapi akan menjadi patung cantik bila berhadapan dengan orang luar, saya beruntung karena saya pernah mengajar di sekolah. Setidaknya saya harus semakin bisa berbicara di depan umum.

Saat itu, saya berjalan mengitari pasar. Berjalan bersama teman dan belajar darinya CARA BERBICARA, CARA BERJUALAN. Akhirnya, hari kedua saya putuskan untuk menemui seorang pedagang yang berjualan sembako dan memiliki toko yang besar. Ia berada di awal pintu masuk, sehingga setiap orang pasti akan melewatinya dan langsung bertanya apakah mereka menjual sesuatu.

Saya agak minder awalnya, karena tokonya selalu ramai. Apalagi si penjual dari ras lain. Saya agak ragu dan pesimis, karena sudah pasti agama kami berbeda. Hal itu terlihat jelas karena saya berkerudung. Tapi, saya melakukan prinsip Mr. Mee (meskipun film ini baru keluar tahun 2011, sedangkan kejadian ini adalah tahun 2009). Saya mendekati suami istri itu, dan deeeenk...mereka sangat welcome dengan kedatangan saya. Mereka menerima saya dengan baik dan sesuatu yang luar biasa anehnya bergemuruh di dalam dada. Sesuatu yang awalnya saya sangat tidak mengira akan bisa lakukan, dan ternayata saya bisa melakukannya dengan baik.

Mungkin bila saya tidak berani menyapa mereka, saya tidak tahu seperti apa saya sekarang. Walau masih banyak hal yang harus saya benahi dari diri saya, tapi setidaknya satu persatu saya mulai membuka pintu untuk ke dunia yang baru, yang semakin penuh dengan teka-teki kehidupan dan petualangan yang akan semakin membuat kita penuh dengan pelajaran hidup. Sehingga kita tidak akan pernah puas dengan apa yang kita miliki saat ini, karena selalu ada hal-hal baru yang akan kita temui dan harus kita hadapi untuk terus dapat meningkatkan level kita.

Di film yang kedua, The First Grader, adalah sebuah kisah nyata seorang warga negara Kenya berusia 84 tahun yang "memaksa" ikut masuk sekolah dasar karena gratis setelah perang yang selama ini terjadi di negaranya. Ia memaksa agar bisa ikut sekolah karena ia harus bisa membaca sebuah surat yang ditujukan kepadanya dari pemerintah. Penuh lika-liku, karena ada orang tua yang khawatir anaknya akan "rusak" karena pengaruh adanya orang tua di sekolah dasar. Perjuangan untuk terus belajar membuatnya diliput oleh wartawan, bahkan ia menjadi icon pendidikan. Bahkan ia diundang oleh PBB untuk berpidato mengenai pentingnya pendidikan dan jangan sampai kita terlambat mengemban pendidikan.

Ada statement mengharukan dari penyiar radio di dalam film ini, bahwa Marugee (si pria tua tadi) adalah Kepala Sekolah Dunia!

Ia memberitahukan ke kita untuk tidak berhenti belajar. Bahkan ketika Teacher Jane menanyakan sampai kapan ia akan belajar, ia menjawab, sampai telinga saya dipenuhi tanah alias mati.

Jujur, hari ini saya sempat ragu ketika melihat atasan saya sedang memegang bahan "sekolah" yang saat ini sedang ia ambil. Saya ragu, apakah nanti ketika tiba giliran saya untuk mengambil "kelas", otak saya akan mampu? Tapi Marugee mengajarkan bahwa setiap orang harus belajar hingga ia mati. So..jangan menyerah Anggia!

Ok, next time saya akan menceritakan lebih detail tentang kedua film tersebut. Saat ini saya sudah mengantuk. See you!!!

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah