Grimace

Saya baru saja pulang dari ulang tahun cucu tetangga di McD Bintaro. Sebenarnya sih saya tidak diundang (hihihi..maksa banget untuk dateng), tapi karena ingin melihat keponakan saya, Keyra, di acara tersebut, jadi saya merayu mama untuk meminta izin supaya saya boleh datang.

Hampir disetiap acara seperti ini pasti ada badut. Dan tadi badut yang dihadirkan dari McD adalah Birdie, padahal saya berharap sekali yang dihadirkan adalah Grimace. Bukan karena saya suka dengannya,tapi karena ada kisah seseorang yang pernah menjadi Grimace, dan itu membuat saya sekarang menjadi sangat menghargai para badut.



Dulu saya hanya memandang sebelah mata terhadap pekerjaan ini. Baik badut dengan perut gendut, maupun yang harus menggunakan kostum yang berat dan panas seperti Grimace. Tip yang diterima mungkin tak seberapa dalam setiap pertunjukkan, tapi melihat anak-anak itu senang, pasti ada kebahagiaan tersendiri. Namun, ketika ada yang rusuh, dan menyakiti badut, sedih rasanya. Saya juga jadi teringat video klip ADA Band yang Manusia Bodoh.

Another clown or mascot I've ever met adalah ketika ada di PRJ. Kalau tidak salah itu adalah maskot untuk tempat tidur (atau bantal), American Pillo. Waktu itu sih ceritanya hanya ingin foto saja. Ternyata 1 foto dihargai Rp. 5.000. Sempet kaget juga ketika diminta. Tapi menurut saya masih wajar, karena dengan harus tetap berdiri dan berjalan. Harus tetap cool padahal ada saja yang usil. Tetap membawa obor dan buku. Itu bukanlah pekerjaan yang mudah. So, apa ruginya jika membayar Rp. 5.000 untuk foto. Dan lagi-lagi,saya teringat dengan Grimace.


Hhmm..sepertinya saya mulai mendramatisir keadaan. Tapi saya hanya ingin berpesan, bahwa pekerjaan serendah apapun di nilai orang lain, selama kita tidak meminta-minta dan selama itu halal, just do it!

Fighting!!!

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Losing Isaiah