Kesan Mengurus Perpanjangan STNK KBM Tahunan di Samsat Ciputat


Selasa, 15 November 2015

Hari ini Ibu dan Omar nemenin Daddy perpanjang STNK Motor Daddy dan Ibu (telat 2 tahun☺☺). Biasanya kalau Ibu diurusin sama Atok, tapi kali ini belajar sendiri karena kan nggak bisa selamanya mengandalkan orang lain. Ya toh?!!

Berangkatnya kesiangan nih. Jam 9 pagi dari rumah, sampai Samsat Ciputat jam 10an karena macet ada pembuatan saluran air di wilayah Pondok Jengkol. Eeeeh..kirain mah sudah ya. Tinggal antri aja, ternyata fotokopi dulu. Eeeeh..sudah gitu BPKB nya pakai ketinggalan lagi.

Ceritanya Daddy mau cuek aja. Eh pas naruh form petugasnya nanya BPKB nya. Ya terpaksalah minta tolong Atok ketemuan di Masjid Raya Ciputat biar g kejauhan bolak baliknya.

Selama nunggu Daddy ambil BPKB, Ibu nemenin Omar main. Kesan pertama ke Samsat Ciputat, "Waaah bagus ya. Di depan ada petugas yang menanyakan tujuan dan mengarahkan apa yang harus dilakukan (jadi nggak cuma pajangan berseragam ya Pak. Well done 👍).

Pas masuk ke dalam lagi, "Waaah..ada fountain nya". Ada ikannya juga ternyata. Tapi nggak sempet foto. Ribet booo bawa toddler begini.

Sayangnya, suasana di dalamnya "gersang". Petugas ada di dalam loket. Ya pokoknya gersang aja sih. Maybe that's why ada fountain di dalam ya. Walauuuu...tempatnya nggak pas sih menurut gw. Harusnya ada tamannya gitu. Nanti deh kalau sempet gw fotoin ya. Tapi ada papan informasi sih.

Ternyata pelayanan perpanjangan STNK di lantai 2. Pas naik, "wah..sudah ramai. Kelar jam berapa nih?" Trus pas nengok ke kiri, "waaaah..ada playground dan ruang menyusui. Bagoooos".

Tapi, eng ing eng..kok playmate-nya sudah bocal bocel. Dan perosotannya pun. Sereeeem...sudah miring2. Sengaja nggak gw fotoin soalnya serem. Kotor pula. Nggak tahu baru kotor hari ini atau emang nggak masuk list yang harus dibersihkan dengan benar. Kotor banget. Cuma yah lumayan lah buat Omar main dan duduk.

Nih fotonya buat tahu aja.
Nah..tiba2 Omar poop. Hahahahaha..aduh Abang..sempet2nya. Celingak-celinguk di lantai 2. Kok g nemu bacaan toilet. Ya sudahlah..pakai tissue basah aja. Dan masuklah kami ke ruang menyusui.

Enak sih tempatnya. Lega. Ada sofanya juga. Tapi...AC nya nggak nyala. Panas boo... Nggak ada tissue kering juga (ngebandingin sama ruang laktasi di salah satu mall). Hampir aja bingung mau buang kemana tuh diapers. Eeeh, untung ada tempat sampahnya. Kirain harus buang di luar).

Akhirnya makin siang, my baby boy mengantuk. Musti nyusuin nih. Aduuuh..panas banget. Ya sudah gw buka saja jendelanya. Daripada keungkep di dalem dan keabisa  oksigen krn ruangnya ketutup abis. Nih liat aja fotonya



Sudah sih gitu aja.

Informasi tambahan nih. Toiletnya adanya di bawah, di luar setelah ruang arsip. Entah mungkin karena lagi pembangunan atau lainnya, pas keluar itu kayak gudang. Bacaan toiletnya yang kebaca cuma Pria, yang Wanita ketutupan barang2.

Tapi toiletnya gede booo. Enak tempatnya nyaman. WC nya masih WC jongkok. Tapi lebih aman karena lebih sehat dan nggak khawatir ketempelan penyakit kulit dari orang sebelumnya. Sayangnya, bak air dan embernya. Ih..kayak mahal aja deh. Sudah jelek. Kayaknya sempat buat/dipakai ketika renovasi deh. Soalnya ada bekas cat dan cipratan semen gitu. Sama kuncinya nggak pas, jadi pakai paku.

Bingung aja sih..kenapa dibikin cuma 1 toiletnya. Apa karena cuma sedikit polwannya di sini atau lainnya?

Itu saja sekilas report dari saya. Mungkin kalau ada bapak2 polisi yang di Samsat Ciputat atau siapapun yang mungkin bisa bantu sampaikan curahan hati saya sebagai warga negara dan juga seorang ibu. Mungkin akan lebih baik dan lebih nyaman untuk semua.

Salam Indonesia Damai

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Image
Ini adalah kata-kata yang membuat gue merinding. Simple tapi dalem banget maknanya sampe ke sini (nunjuk dada). Entah sudah keberapa kalinya gue nonton film TEMPLE GRANDIN. Inspirator of Life, menurut gue. Dan entah kenapa, gue g pernah bosen nontonnya. Dan kata2 "Different Not Less" itu kata-kata sakti yang memang begitulah manusia. Allah SWT menciptakan kita dengan berbagai "keadaan", aneka warna, sehingga hidup itu nggak ngebosenin. Kebayangkan klo dunia ini isinya cewek2 kayak Barbie dan cowok2 kayak Ken. Emang sih cantik dan ganteng, tp kalau semuanya sama bahkan g cuma fisik, sifat dan sikap pun sama. Apa bukan robot namanya? Makanya Allah menciptakan kita beda-beda agar hidup kita penuh warna, dan kita belajar. Belajar itu nggak harus dari keberhasilan/kegagalan yang kita alami langsung, tapi juga orang sekitar. Kita dikasih akal untuk berpikir jika A maka A dan jika B makan B, bagaimana jika A maka B, bagaimana jika B maka A, bagaimana jika dan bagaim
Read more

Grimace

Image
Saya baru saja pulang dari ulang tahun cucu tetangga di McD Bintaro. Sebenarnya sih saya tidak diundang (hihihi..maksa banget untuk dateng), tapi karena ingin melihat keponakan saya, Keyra, di acara tersebut, jadi saya merayu mama untuk meminta izin supaya saya boleh datang. Hampir disetiap acara seperti ini pasti ada badut. Dan tadi badut yang dihadirkan dari McD adalah Birdie, padahal saya berharap sekali yang dihadirkan adalah Grimace. Bukan karena saya suka dengannya,tapi karena ada kisah seseorang yang pernah menjadi Grimace, dan itu membuat saya sekarang menjadi sangat menghargai para badut. Dulu saya hanya memandang sebelah mata terhadap pekerjaan ini. Baik badut dengan perut gendut, maupun yang harus menggunakan kostum yang berat dan panas seperti Grimace. Tip yang diterima mungkin tak seberapa dalam setiap pertunjukkan, tapi melihat anak-anak itu senang, pasti ada kebahagiaan tersendiri. Namun, ketika ada yang rusuh, dan menyakiti badut, sedih rasanya. Saya juga jadi teri
Read more

Losing Isaiah

Image
Pagi ini..sambil menyeruput mie kuah, gw nonton film "Losing Isaiah". Film ini mengisahkan tentang seorang anak dari hitam yang menjadi korban ketidakdewasaan orang tuanya sehingga si ibu membuang anaknya ke tempat sampah. Sadis, kejam, g punya naluri keibuan. Beruntungnya anak ini diketemukan oleh orang kulit putih. Anak ini hampir mati, tapi beruntunglah ia masih bisa diselamatkan. Keluarga kulit putih ini kemudian merawat dan membesarkan anak ini, Isaiah, sekaligus mencoba untuk mengadopsinya. Keinginan mereka terkabulkan karena tidak ada orang yg mengaku memiliki anak itu. Legalitas pun terjadi. Seiring berjalannya waktu, Isaiah tumbuh menjadi anak yang lucu. Keluarga Lewin (klo g salah yg adopsi namanya Lewin) sangat menyayangi Isaiah, tak peduli warna kulit mereka bereda. Mrs. Lewin mengajarkan Isaiah seperti anaknya sendiri. Keluarga Lewin benar2 menyayangi Isaiah. Meski anak remaja mereka, Hannah, sempat kecewa karena ketika ia pentas harus terganggu dengan
Read more