What is my passion?????

Saya merasa hidup saya benar-benar biasa-biasa saja. Mengikuti arus saja. Tidak ada sesuatu hal yang menarik sepertinya.

Saya pun tumbuh seperti anak-anak pada umumnya. Lebih masuk dalam kategori anak baik-baik sih. Karena alhamdulillah dari SD sampai SMP dekat dengan guru yang bisa mengarahkan minat saya. Iseng-iseng buat saya. Tapi saya menyukainya. Seperti memimpin senam atau ikut dalam organisasi.

Seperti biasa di awali dengan seorang Anggi yang pemalu. Lebih banyak memperhatikan permasalahan. Mengenali situasi dan kondisi, dan bilamana diperlukan baru angkat bicara. Jika kenal dengan orang-orangnya, terutama yang mimpin, agak suka songong juga sih. Dengan ukuran tubuh yang mini, suka dikira junior. Padahal mah...sudah senior. Hahaha.. (kelebihan orang mini dengan muka imut adalah awet muda :-) *nyenegin diri sendiri nggak apa-apa lah ya?!!)

Di SMP dan SMA, saya berniat untuk aktif di OSIS. Keren aja gitu kayaknya. Tapi hanya sebatas Anggota. Kalau jadi tim inti kok rasanya nggak pede. Walau sebenarnya sih kayaknya kalau dipikir-pikir lagi tuh, saya mampu lho. Tapi kalau harus menyampaikan visi misi di depan dan mencari suara kok kayaknya memble. Apalagi pas SMA, nggak ada temen dari SMP yang sama. Paling beberapa orang tetangga rumah aja. Sisanya?? Benar-benar orang baru.

Untungnya, waktu SMP saya aktif dan banyak teman, juga dekat dengan pembina OSIS yang juga sebagai guru olah raga. Jadi seringkali ditunjuk menemani Ketua dan Sekretaris OSIS untuk perwakilan sekolah. Nggak tahu juga apakah penunjukkan ini juga karena ada hubungan dengan sang Ketua OSIS yang waktu itu ternyata ehm..ehm.. Atau itu juga, plus saya bisa membuktikan keaktifan saya dalam berorganisasi dan perwakilan sekolah. Kurang tahu juga sih. Nggak sempet nanya sama Pembina OSIS-nya. Tapi dinikmati saja masa-masa kejayaan itu karena jadi banyak pengalaman selain belajar dan belajar di sekolah. Tapi saya sempat diundang beberapa kali untuk mengisi kesan pesan sebagai mantan Anggota OSIS kepada calon Pengurus OSIS padahal waktu itu sudah lulus.

Suatu kebanggaan tersendiri karena diberikan kepercayaan sebesar itu. Terimakasih Pak Bambang dan para guru yang mempercayakan saya.

Saya itu orangnya cuek banget ya. Jadi baru tahu ada gosip pas ada yang nyampein. Bahwa ada beberapa pengurus yang iri karena saya yang sering ditunjuk oleh sekolah, padahal posisi saya tuh cuma seksi kedelapan. Seksi paling buncit. Dan acara OSIS-nya itu sebenarnya sama sekali nggak ada hubungannya dengan posisi saya, tapi ya ditunjuk. Ya dinikmatin aja (refreshing sejenak dari rutinitas sekolah yang terkadang membosankan). Agak kaget juga sih, kok bisa ya iri sama saya yang bukan siapas-siapa ini. Tapi langsung bodo amat lagi, dengan berpikir. Lo tanya aja sama yang nunjuk dan diri lo sendiri, "kenapa gue yang ditunjuk bukan elo?"

Pas SMA berusaha untuk tetap bergabung dengan Tim OSIS, apalagi kegiatan-kegiatan di awal tahun ajaran tuh bisa jadi Kadal (kakak dalam kelas) rasanya bagaimana gitu. Seru aja. Ditambah lagi waktu itu nge-fans banget sama salah satu senior. Hehehehe.. Aktif di OSIS juga di Rohis. Padahal waktu itu mah masih bengal banget. Belom berjilbab. Metal deh pokoknya. Tapi justru saya dan teman-teman nih jadi grup yang paling aktif setiap kali Rohis ngadain acara.

Nah, pas kuliah. Saya seperti tenggelam di dalam bumi. Nggak ikut kegiatan organisasi apapun. Karena saya nggak suka aja sama anak BEM, yang kerjaannya dikit-dikit demo. (Maaf ya anak BEM, kita tetap temenan kok, cuma waktu itu nggak suka aja). Apalagi kondisi yang kurang memungkinkan untuk bisa keluar atau aktif diluaran karena keterbatasan waktu dan materi. Sama masih beradaptasi dengan lingkungan juga sih. Karena baru kali ini kan jauh dari keluarga. Tiap minggu pulang. Jadi benar-benar dunia saya waktu itu cuma kampus-asrama-rumah.

Tingkat dua, ditegor sama adek kelas yang kaget dengan dunia saya ini. Karena Anggi yang dia kenal adalah orang yang aktif. Begitu pun ketika saya ceritakan tentang kehidupan saya kepada sahabat baik saya di SMA. Aneh, katanya.

Ya nggak aneh juga. Mau istirahat dari rutinitas dan ambisi, nggak apa-apa kan ya? Apalagi menghadapi mata kuliah yang Oh My God, susah ya. Rasanya mau nangis pas kuliah. Mau nyerah saja. Tapi inget perjuangan orang tua dan support dari abang-abang karena saya di keluarga yang bisa kuliah. So, coba bertahan dengan kondisi yang ada.

Tingkat dua, akhirnya saya coba ikut organisasi dari senior. Agak nggak paham sebenarnya dengan yang dibahas, karena benar-benar sosial banget. Sedangkan saya anaknya rada introvert. Tapi mencoba memahami, bergabung dan mendalami tentang jurusan yang sudah saya ambil ini (Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat).

Lalu ikut-ikutan gabung dengan tim Rohisnya dibagian media. Karena saya senang dengan tulis-menulis dan informatika. Kadang ikut rapat di ruang BEM, tempat yang saya dulu anti banget. So, saya hanya anti dengan nama organisasinya, dengan orang-orangnya mah, friendly banget lah.

Lalu iseng-iseng ikutan jadi panitia acara olahraga kampus. Padahal mah nggak ngerti baca skor, tapi ikut-ikutan aja, eeeeeh malah jadi kesenangan. Senang karena berhasil keluar dari "kotak ketakutan" dan menjadi Anggi yang "dulu", kenal dengan orang-orang baru, dunia baru. Belajar jadi pembaca skor. Waaaaah, pokoknya senang banget deh. Apalagi bisa kenal dan dekat dengan teman-teman dari berbagai fakultas. Jadi nggak orang aneh banget lah. Punya cerita dan kenang-kenangan gitu pas kuliah.

Tapi, ya sudah. Begitu saja. Semua berjalan apa adanya.

Sempat bertanya kepada diri sendiri, "lo mau jadi apa? Punya bakat apa?"
Karena jujur sampai sekarang, saya masih mencari jati diri. Saya nggak tahu punya bakat dimana? Kalau kesukaan sih banyak ya:
  1. Menulis (dulu aktif banget nulis cerpen di buku walau ceritanya sih ya gitu-gitu aja)
  2. Edit photo
  3. Desain pakai corel dan photoshop
  4. Gambar
Tapi semuanya sudah jarang dilakukan. Why? Karena kerjaannya nggak mendukung. Jadi kemarin terlalu fokus dengan kerjaan. Hingga akhirnya, SAYA BOSAAAAAN.

Sempat beberapa kali galau untuk resign. Di satu sisi, saya merasa bosan, tapi disisi lain, saya merasa sedih bila harus meninggalkan perusahaan yang saya sudah merasa seperti anak saya sendiri (lebay?? Ya bagaimana ya, tahu dari awal dirinya sih, jadi agak berat). Sempat menyerah karena waktu itu kondisi masih pemula sebagai ibu dengan kondisi anak yang nggak bisa pakai formula, sedangkan saat itu ASI saya terbatas. Cukup sebenarnya kalau dirumah, tapi kalau sudah kerja, ada waktu yang saya tidak bisa memompa dan habis dijalan. Akhirnya, daripada anak kenapa2, saya putuskan resignTapi tidak dikasih. Akhirnya diberikan kelonggaran masuk kerja jadi Senin, Rabu, Jum'at (kayak orang ngaji aja dijadwalin).

Akhirnya saya putuskan lagi untuk resign, karena tetap tidak bisa. Saya itu kalau sudah kerja, fokus. Jadi suka lupa pumping ASI. Padahal anak saya masih sangat butuh ASI. Lagi-lagi ditolak, karena perusahaan waktu itu sudah dalam keadaan pincang, dan saya menjadi salah satu orang diharapkan bisa membantu perusahaan karena saya bisa dibilang sudah melotok dengan history perusahaan. Akhirnya diberikan cuti diluar tanggungan. Ada beberapa orang yang mencibir sih, tapi ya sudahlah. Perusahaan yang minta kok, kalau saya kan maunya resign. Sampai akhirnya sudah tidak tertolong lagi, kami semua dirumahkan.

Namun, ada bebarapa orang yang diminta untuk menyelesaikan tugas sebelumnya akhirnya benar-benar resign. Dan saya salah satunya. Makan waktu 3 bulan lebih buat saya menyelesaikannya karena sudah berat kekeluarga, apalagi anak. Dimana saya tidak mau bekerja jika anak saya dalam kondisi bangun. Sedangkan kalau malam, badan rasanya lemas karena ternyata mengurus anak saja itu sudah melelahkan ya. Tapi melelahkan yang menyenangkan. Saya sangat menyukainya, karena setiap saat begitu berharga.

Setelah selesai dengan tugas saya. Sempat bingung kalau sudah tidak ada rutinitas harian. Karena biasanya buka laptop buat kerja, sekarang ngapain ya?

Waktu itu sih niatnya, kalau sudah nggak kerja lagi, saya akan:
  1. Belajar jahit. Secara ibu saya penjahit dan saya sudah beli mesin jahit. Masa dianggurin. Apalagi banyak tutorial DIY yang menarik untuk dicoba.Dan siapa tahu bisa jadi "uang". Karena kok rasanya sudah malas sekali bila harus kerja kantoran. Merasa bersalah pada anak dan suami jika sampai terlalu fokus seperti Anggi yang dulu.
  2. Belajar masak. Karena kan punya cita-cita mau bawain bekal buat suami dan anak dengan makanan yang lezat dan sehat agar mereka tidak jajan di luar dan semakin sayang sama saya. Tapi, masih bisanya masak yang itu-itu saja. Apalagi saya dan suami punya selera makan yang agak berbeda. Jadi, kalau masaknya versi saya, suami kurang suka. Kalau mau masak versi kesukaan suami, dia doank yang doyan. Hahahahaha..
Tapi semua masih anget-anget tai ayam. Belum ada yang fokus.

Belakangan ini saya lagi tertarik dengan tanam-menanam terutama untuk bahan makanan. Terinspirasi sama Chef Jammie yang tiap kali masak, dia tinggal metik di pekarangan rumahnya. Jadi kemarin coba menanam yang simple banget, daun bawang.

Alhamdulillah, semoga yang kali ini bisa berhasil. Karena yang sebelumnya busuk. Hahahaha.. Sempat men-share tutorialnya di fb, tapi dicari-cari nggak ketemu. Jadi dengan sok tahunya, saya coba seingetnya saja. Tapi hari keempat, malah busuk.

Belajar dari pengalaman, pas percobaan kedua ini, begitu daun barunya sudah tumbuh agak tinggi dari tempat potongnya, saya pindahkan ke pot punya Papa di depan. Diem-diem nanemnya, soalnya numpang dipot yang sudah ada tanamannya, ntar kalau tanamannya kenapa-kenapa, berabe. Hahahahaha..

Alhamdulillah sih kayaknya tumbuh dengan baik. Semoga bisa terus tumbuh ya. Biar bisa panen.

Selain daun bawang, kemarin iseng-iseng menanam kacang merah. Ibu saya sempat menanyakan buat apa menanam kacang merah. Saya seneng aja kalau berhasil. Lagian selama ini belum tahu tanamannya seperti apa, dan nanti manennya bagaimana. Jadi ya dinikmati aja masa-masa ini.

Tadi sempat buka-buka dan baca cara menanam sayuran lagi yang mudah karena nanti pengen praktekin di rumah sendiri. Biar rumahnya asri dengan apotek hidup. Ya, siapa tahu bakat dari Papa bisa nurun. 

Berhubung sampai saat ini masih nggak tahu passion saya itu apa, jadi apa yang sedang saya sukai, saya coba dalami dan nikmati. Semoga dapat memberikan manfaat kepada orang banyak nantinya. Aamiin.




*akhirnya bisa nulis banyak juga setelah sekian lama nggak nulis. 
Just be creative and be you! ;-)

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah