Klaim Tabungan Jamsostek

Hari ini adalah kali ke empat gue ngurusin buat pencairan klaim Jamsostek. Miss nya sih di gue lebih banyak, diantaranya :
  1. Datang siang. Padahal yang mau mencairkan dana banyak. Jadi mereka sudah antri dari pagi. Dan ternyata di semua KCP sama, usahakan dari sebelum pukul 8 atau mulai pukul 7.30. So itu berarti petugas yang mengurus antrian harus datang dan perform lebih pagi. Dimana rata-rata orang kantoran mulai kerja pukul 8, tapi dia demi membantu orang-orang seperti gue jadi bekerja lebih pagi. (Semoga amal baikmu membuat semua langkahmu diridhoi Allah SWT. Aamiin.)
  2. Ada 1 berkas yang kurang. Ini salah gue juga karena nggak nanya lebih detail ke teman yang sudah klaim terlebih dahulu. Jadinya terpaksa bolak balik. Dan pindah KCP.
Kesan gue mengurus pencairan klaim Jamsostek tuh:

Awalnya suami yang tanya-tanya di KCP Ciputat pas lagi mengurus perpanjangan SIM. Mau tahu aja sih, bisa nggak kalau ke KCP. Soalnya gue sempet browsing tapi tidak menemukan bacaan bahwa klaim bisa di KCP. Dan setelah bertanya langsung ke sumbernya ternyata bisa.(Benar apa kata pepatah, "Malu bertanya, sesat di jalan"). Cumaaa karena antrian panjang, jadi harus dateng 2x. Hari pertama sebelum pukul 8 registrasi, besoknya baru  datang untuk mengajukan klaim.

Wadduuuh..repot ya boo. Secara jauh dari rumah dan bawa batita. Dan karena bisa di KCP, akhirnya esok harinya ke KCP Bintaro yang deket dari rumah.

Esok harinya, ke KCP Bintaro. Sampai sana sudah di atas jam makan siang. Di depan adanya security. Nggak ada bacaan apa-apa di depan. Ya sudah, karena security nya lagi duduk manis, gue sama suami langsung saja masuk ke dalam. Ada beberapa orang di dalam yang lagi nunggu. Sedangkan di meja petugasnya nggak ada yang antri. Ya saya datangi dan tanyakan, apabisa klaim di sini? Dan Bapaknya bilang bisa, tapi kalau sudah siang begini sudah habis antriannya. Harus pagi dan antri di security.

Dalam hati, lha..kenapa tadi security-nya diem aja pas gue dan suami masuk. Sepahamnya gue, SOP mereka bila ada orang mau masuk, mereka tanyakan keperluannya apa. Kayak di bank2 gitu. Karena kan ini kantor pelayanan jasa ya. Jadi gue pikir sama. Ya, cuma pikiran gue sih. CMIIW.

Ya sudahlah, gue hampiri security-nya. Nggak tahu deh, apa gue nya yang salah nanyanya apa gimana, tapi respon bapaknya nggak enak banget. Atau mungkin dia lelah. Apalagi nunggu di depan sendirian. Kantor sebelahnya kosong. Jadi dia BT. Dan gue dengan sotoy-nya main masuk saja. Mungkin dia merasa sakit hati karena gue nggak nanya dia dulu tadi. Coba berprasangka baik aja walau kayaknya sih gue sudah sesopan mungkin.

Setelah dijelaskan oleh Mr. Security, gue dan suami akhirnya balik. Jadi sistemnya mirip dengan yang di Ciputat, cuma kalau masih masuk 20 orang, bisa hari itu. Kalau sudah lebih, besok harus antri. So musti dateng pukul 7.30 an agar bisa masuk antrian.

Beberapa hari kemudian, datanglah gue ke sana bawa batita dan dianter Bokap. Waw..ternyata banyak ya bo.  Tapi gue bingung gitu, ini antrinya dari kiri apa kanan? Soalnya nggak ada bacaannya gitu. Gue amati dan tanya yang antri juga, ternyata dari kiri. Dan kok pakai amplop ya? Sedangkan gue cuma bawa 1 amplop plastik buat semua berkas gue. Kalau gue kasih amplop gue, sisa berkas gue taruh mana? Untungnya ada mas2 yang bawa plastik hasil fotokopi, gue minta aja. Biar data gue nggak kececer. Habis gue nggak bawa strepler dan/atau paper clip. Pasrah aja deh pakai plastik.

Pas giliran gue dipanggil, dicek tuh semua datanya yang asli dan copy. Ternyata ada 1 berkas yang kurang, yaitu surat ke Disnaker. Lalu gue dengan sotoy nya, gue bilang kalau temen gue baru cairin kemarin di Kebayoran nggak pakai dan berhasil. Akhirnya si security iyain aja walau rada nggak yakin, lalu gue disuruh isi daftar absen.
Ternyata oh ternyata, gue urutan 22. Padahal kemarin itu security nya sempat bilang bahwa 1 hari maksimal 20 orang. Lha gue nomor 22. Bisa nggak ya? Kalau nggak bisa hari ini, kok security nya nggak bilang apa-apa, malah suruh absen. Mudah2an berhasil deh. Ribet soalnya bawa batita kalau harus bolak balik. Apalagi gue orang kedua dari batas 20 orang. Bismillah.

Nunggunya lama juga. Akhirnya gue minta bokap balik dulu, ntar kalau sudah selesai baru jemput. Khawatir ada kerjaan yang terbengkalai kalau nungguin. Gue pun menghabiskan waktu sama Omar main mobil-mobilan di depan. Karena g ada ruang tunggu buat kami yang belum dipanggil. Jadi pada "ngemper" saja di depan ruko dan sebelahnya yang kosong.

Bolak balik, Omar juga sudah mulai bosan. Akhirnya gue ke Bank Mandiri buat urus mobile banking gue yang nggak bisa buat transaksi uang. Eh nggak tahunya harus bawa KTP asli. Sedangkan KTP gue masih di Jamsostek. Ya balik lagi deh ke Jamsosteknya dan nanya ke security apakah nomor gue sudah dipanggil? Nggak ngasih jawaban pasti sih, tapi dia nyuruh gue untuk tinggal di dalam. Baik juga ternyata walau ya gitu deh. Mungkin memang orangnya rada kayak gue.
Akhirnya nama gue dipanggil dan si petugasnya minta tuh surat dari Disnaker yang tadi diminta sama Mr. Security, dan gue jelasin kayak pas gue ngomong ke security. Eh ternyata tetap nggak bisa. Gagal deh. Tapi Mba Petugasnya bilang, besok gue disuruh dateng lagi, nggak perlu antri. Bilang aja ke Security bahwa ada data yang kurang.

Pulangnya, gue hubungi teman gue dan minta untuk dia buatkan gue surat ke Disnaker. Ternyata oh ternyata, karena perusahaan gue itu ditutup, jadi dibuatnya 1 lembar buat semuanya dengan di list nama karyawan yang berhak menerima Jamsostek. Dan itu ada di KCP tempat teman gue cairin, yaitu di KCP Kebayoran Lama.

Beberapa hari kemudian, gue dateng dan ternyata sama sistemnya, maksimal 20 peserta saja per hari. Jadi gue datang lagi beberapa hari kemudian dan menghubungi PIC yang diberikan teman gue itu. Alhamdulillah semua dilancarkan.

Pas di gue agak lama karena surat Disnakernya masih di Bapak PIC, belum di petugasnya, jadi musti copy dulu sebanyak peserta yang ada di list surat biar besok-besok kalau ada yang mau mencairkan sudah ada pernama.

Selain itu, karena nominal di atas 2 digit, jadi dari Pihak Jamsostek meminta agar peserta tetap memiliki tabungan JHT yang sistemnya sama kayak Jamsostek, hanya saja dari Non Penerima Upah. Tapi ini sudah termasuk Asurasi Kecelakaan dan Meninggal Dunia. Bayarnya pun bisa 3 bulanan atau per-6 bulanan.

Setelah mengisi data untuk pendaftaran Jamsostek yang baru, ternyata harus dibayarkan hari itu juga. Bisa di Ind*maret, atau di bank seperti di BTN. Karena biar langsung diterbitkan kartu Jamsosteknya dengan VA-nya sesuai No. KTP kita.

Gue coba bayar ke Ind*maret, ternyata nggak bisa. Kata kasirnya sih kalau untuk pertama kali memang suka susah. Ya sudah akhirnya gue bayar ke Bank BTN, dan kembali lagi ke kantor Jamsosteknya untuk ambil kartu. Dan akhirnya SELESAI.

Mau berbagi pengalaman saja dan semoga tidak terulang lagi.

Ringkasan :
  1. Siapkan berkas asli dan fotokopiannya. Siapkan juga amplop coklat biar lebih rapih. Tergantung kebijakan di setiap KCP soalnya mereka mau pakai apa. (Sedia payung sebelum hujan).
  2. Datang pagi-pagi. Karena yang mau cairkan banyak.
  3. Berpakaian yang rapih soalnya pas terakhirnya difoto. Meskipun kita nggak dicetakin hasil fotonya, tapi kan kalau foto kita bagus, yang ngeliat juga nggak sakit mata. Hehehe..
Oh iya, lama pencairan 3 minggu. Jadi ya sabar-sabar ya.

Kemarin sempat browsing acak, bahwa pencairan bisa diajukan langsung ke Bank rekanan. Nanti gue coba browsing lagi dan pastikan. Kalau memang iya, bisa lebih enak lagi kan, karena bisa dimana saja.

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah