Kereta (lagi)

Sebenarnya saya sudah gatal untuk menulis ini dari kemarin sore. Apalagi kemarin heboh masalah keterlambatan kereta, terutama jalur Bogor, karena gangguan LAA (Listrik Aliran Atas). Tapi saya pending terus karena kok sepertinya pembahasan di Blog saya ini tentang kereta terus. Hihihihi..memang kereta tuh nggak ada matinya.

Kenapa tidak ada matinya. Sekarang begini. Seberapa sering sih berita mengenai kereta, gangguan pantograf lah, LAA, wesel, jalur tergenang, kereta terguling, KKW, kuliners, lesehaners, atapers dan yang paling sering di komplain adalah mengenai keterlambatan (khususnya jalur Jabodetabek). Tapi apa yang terjadi, tetap saja banyak yang menggunakan kereta sebagai alat transportasi utama.

Mengapa??

Jujur, kalau saya pribadi, untuk pulang kerja saya prefer menggunakan kereta. Logika yang saya gunakan adalah, dengan saya naik kereta:
  • Naik Ciujung (Rp. 4.500), saya musti cepat-cepat sampai stasiun Sudirman dan berharap dapat naik yang Ciliwung atau Besek (Bekasi Ekspres) agar terkejar dapat Ciujung yang berangkat pukul 17.19 dari Tanah Abang. Bila perjalanan normal, + 25-30 menit saya sudah sampai di Pd. Ranji. Perjalanan sampai rumah + 20 menit, jadi total sekitar 1 jam 15 menit.
  • Naik Sudex atau Serex, dari Tanah Abang total perjalanan 15 menit. Kalau dihitung-hitung dari Sudirman sampai rumah, sekitar 1 jam, dengan kondisi, 15 menit berdiri dari Tanah Abang. Waktu yang singkat ini dibutuhkan biaya Rp. 8.000.
Sedangkan kalau harus naik bus:
  • Ontime (pukul 17.00), naik AC 44, syukur2 kalau dapet duduk. Total perjalanan sampai rumah sekitar 2 jam. Belum tentu dapet maghrib tuh :'(
  • Terlambat sedikit, nunggu bus yang duluan. Kalau ada 35 atau 44 yang baru muter, enak. Kalau tidak, naik bus yang ke Blok M, lanjut lagi naik 69. Belum lagi ngetem di Melawai, yang bisa habis sekitar setengah jam. Hadooooh..belum lagi polusi knalpot, rokok. OMG..
Naik mobil atau motor. Nggak sanggup duduk lama. Pa***t berasa tebal karena kelamaan duduk. Belum lagi menyaksikan kemacetan. Melihat angkutan umum yang berhenti seenaknya. Melihat pengendara motor (tidak semua) yang tidak tahu aturan dengan asal menyelonong, naik trotoar dan sebagainya.

Karena alasan-alasan tersebutlah, saya prefer naik kereta. Tapi kok pelayanannya masih belum beres-beres juga ya?@#$%&??!

Masih ada cerita lain tentang kereta, tapi nanti deh..mau kerja dulu. Hehehe..

#to be continued.. ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Different but Not Less

Grimace

Losing Isaiah